Proporsionalisme Alumni Dalam Ekstrakulikuler



Jika ditanya sejauh apa Anda tahu mengenai hal itu, tentu saja Anda pasti lebih tahu mengenai hal itu. Dalam dunia ini selalu ada pepatah “kacang lupa dengan kulitnya”. Dan jika itu diterapkan pada Anda tentu saja pasti Anda menolak sebab Anda adalah orang yang peduli dengan kehidupan masa lalu Anda, yang telah membentuk serta mendidik karakter dan kepribadian Anda yang sekarang.

Lalu mengenai sejauh mana
seharusnya seorang alumni bertindak dalam sebuah organisasi  atau sebuah ekstrakulikuler? masih banyak yang berbeda pandangan dan pemahaman.  Ada yang disebut over ada juga yang disebut Lousser Faire atau mengabaikan atau cenderung tidak peduli. Jika kita telaah secara baik dua hal tersebut maka kita akan menemukan titik keseimbangan dari keduanya yaitu proporsional. Seimbang antara kapan kita harus membina dan kapan kita harus membiarkan (memperhatikan).

Sangat disayangkan jika beberapa alumni hanya mengambil satu saja dari kedua sifat diatas. Memang menjadi hak sebagai seorang alumni untuk mengambil jalan hidupnya sendiri mengingat Ekstrakulikuler tidak memberi kita kewajiban untuk mengambil keduanya atau salah satu dari dua sifat tersebut.  

Dalam hal tujuan tentu saja sama, alumni mana yang tidak ingin organisasinya dulu mengalami kemajuan, bahkan dikatakan hal itu tidak ada, bahkan alumni yang bersifat Lousser Faire pun ingin organisasinya dulu maju dan berkembang. Hal yang disayangkan dari alumni yang memiliki sifat mengabaikan adalah ketika organisasinya mengalami kemunduruan, dan sama saja ia membiarkan masa lalunya punah termakan waktu. Membiarkan adik didik kita untuk mandiri memang sangat baik, namun pernahkah Anda terfikir bagaimana burung yang tidak dapat terbang bisa makan tanpa ada induknya? Tentu saja kita dianjurkan membantu mereka mengingat organisasi itu telah membuat kita lebih berhasil dari hari sebelumnya dan mereka mampu membentuk karakter kita pada saat ini.

Kemudian bagaimana yang disebut Over? Hal ini juga sagat berbahaya sekali dan dilapangan menyatakan setikadnya 75%% alumni bersikap Over. Dalam hal ini mereka ingin membentuk suatu ekskul ke jalan yang ia inginkan atau mencari keuntungan dari eksul tersebut. Memang pada awalnya hanya mencuri perhatian namun selanjutnya mencari keuntungan. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, sudah sewajarnya dan sudah selayaknya karena selalu ada timbal balik antara keduanya. Yang menajdi masalah adalah ketika alumni mengatur segala sesuatu dalam sebuah organisasi/ekskulsesuai dengan apa yang ia inginkan. Hal ini membuat kreativitas anak didik menjadi menurun banyak anak yang hanya mengalami sedikit saja perkembangan dari lamanya ia berinteraksi di organisasi.Memberi tahu memang baik namun memberi bahu kurang baik. Menjadikan diri sebagai petunjuk bagi anak didik kita itu baik namun bila selalu menjadikan diri sebagai ujung tombak atau menjadikan diri andalan mereka itu kurang baik apalagi jika tujuan utamanya adalah mendapat keuntungan itu bisa dikatakan jauh dari baik.

Keinginan kita untuk membuat organisasi tercinta kita untuk lebih maju sebaiknya dapat kita posisikan, kapan harus membina dan kapan kita harus membiarkan (memperhatikan). Ini semua demi kebaikan oraganisasi dan kebaikan anak didik utamanya karena tujuannya adalah pembentukan karakter bukan untuk keuntungan semata.


0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014 Dunia Naeta All Right Reserved