Metodologi penulisan dalam artikel ilmiah


Artikel ilmiah dapat berupa original article, mini review, review, dan short communication/notes/comments. Organisasi di dalam artikel ilmiah secara umum terdiri dari judul, nama dan alamat penulis, abstrak, pendahuluan, bahan, metode, hasil, diskusi, kesimpulan, ucapan terima kasih dan pustaka.

1.  JUDUL

Judul merupakan bagian penting dalam tulisan (ilmiah) karena merupakan bagian yang akan dibuat indeks dalam katalog. Mungkin hanya sedikit orang akan membaca semua isi tulisan, tetapi kebanyakan akan membaca judul. Judul yang baik harus menggambarkan isi tulisan. Oleh karena itu, judul sebaiknya tidak terlalu umum (harus spesifik), tidak terlalu panjang (efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan kata), tidak mengandung singkatan, dan tidak harus berupa kalimat lengkap.
Contoh:
No.
SALAH
BENAR
1.
Studi tentang anggrek bulan
Analisis keragaman molekuler

(judul terlalu umum)
anggrek bulan di gunung Halimun
2.
Deteksi dini mutasi mengunakan metode
Deteksi dini mutasi menggunakan

SSCP
metode Single Strand Conformation

(ada singkatan)
Polymorphism

2.  NAMA DAN ALAMAT PENULIS

Penulisan nama dan alamat penulis adalah hal penting yang lain dalam menyiapkan artikel ilmiah. Bagian ini penting untuk permintaan informasi spesifik (reproducibility) seperti permohonan reprint. Meskipun setiap jurnal atau majalah ilmiah memiliki aturan yang berbeda-beda tentang penulisan nama penulis, pada umumnya gelar akademik dan profesi penulis tidak dicantumkan. Untuk penulis yang jumlahnya lebih dari satu, maka etika penulisan harus diperhatikan. Penulis yang memiliki kontribusi terbesar dalam penelitian dan penulisan ditempatkan pada urutan pertama, diikuti oleh penulis-penulis berikutnya sesuai derajat kontribusi masing-masing penulis. Alamat penulis dicantumkan selengkap mungkin dimulai dengan afiliasinya.

3.  ABSTRAK

Sebuah abstrak adalah versi terpendek dari karangan dan harus mengandung semua informasi yang dibutuhkan oleh pembaca. Informasi tersebut meliputi: (1) tujuan penelitian; (2) metodologi penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan; (3) hasil yang diperoleh; dan (4) signifikansi dan/atau implikasi hasil penelitian. Karena pembaca sering hanya membaca abstraknya saja, maka abstrak harus ditulis secara hati-hati dan cermat. Pada beberapa jurnal ilmiah, latar belakang penelitian harus dicantumkan dalam abstrak terstruktur. Meskipun bervariasi, kisaran umum jumlah kata dalam abstrak adalah 200-400 kata. Abstrak juga harus memuat kata kunci; biasanya sebanyak lima kata.

4.  PENDAHULUAN

Bagian ini membahas hasil dan kesimpulan dari penelitian sebelumnya untuk membantu menjelaskan mengapa penelitian yang akan dilakukan sangat menarik dan penting untuk dilakukan. Pendahuluan disusun mulai dari hal-hal yang bersifat umum ke khusus, dan








diringkas sedemikian rupa; tidak perlu menggunakan item-item tertentu. Perlu diingat untuk membatasi pembahasan pada konsep-konsep yang relevan. Perlu juga adanya penekanan mengenai kontribusi penting penelitian. Pada paragraf akhir pendahuluan harus ada pernyataan mengenai tujuan dan hipotesis penelitian. Paragraf akhir ini dapat berperan sebagai penyambung yang baik ke bagian berikutnya, yaitu metode.

Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam menyusun pendahuluan adalah pencantuman pustaka (sitasi). Ada berbagai cara untuk melakukan sitasi.

Misalnya:
-Smith (2003) menyatakan bahwa…….
-Anggrek bulan berkerabat dekat dengan anggrek hantu (Smith, 2003) -Anggrek bulan berkerabat dekat dengan anggrek hantu(2)
Setiap jurnal atau majalah ilmiah mempunyai aturan tertentu tentang sitasi ini.

5.  BAHAN DAN METODE

Pada berbagai jurnal ilmiah, bahan dan metode tidak ditulis secara terpisah: paragraf pertama untuk penjabaran bahan, dan metode dijabarkan pada paragraf setelahnya. Bahan penelitian harus disebutkan identitas dan statusnya secara lengkap (jumlah, asal, waktu pengambilan, kriteria, dan lain-lain). Jika bahan yang digunakan banyak, maka disarankan indentitas dan statusnya ditampilkan ke dalam tabel. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, maka harus disebutkan apa alasan/kriteria seleksi dan apakah perlu persetujuan lisan/tertulis dari instansi tertentu.

Metode ditulis secara lengkap agar peneliti lain dapat menggunakannya. Tahap-tahap penelitian ditulis secara naratif, tidak berupa daftar instruksi seperti pada resep membuat masakan. Jadi, metode yang kita tulis sangat berbeda dengan yang kita tulis pada, misalnya, tesis. Kita harus beranggapan bahwa peneliti lain memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama.
Contoh:
SALAH
BENAR
Kami menuangkan larutan pupuk bebas-N
Kami menambahkan 30 ml pupuk bebas-N
ke dalam silinder sampai volume mencapai
ke dalam pot berulang sebanyak 24 kali.
30 ml. Kami menuangkan pupuk ke tanah

dan  dilakukan  secara  berulang  sebanyak

24 kali.


6.  HASIL

Pada kebanyakan jurnal ilmiah, penulisan hasil dan diskusi dijabarkan secara terpisah. Cara yang umum dalam melaporkan hasil adalah melalui tabel dan gambar. Gambar meliputi grafik, foto, diagram, flowchart, dan informasi visual yang lain. Kita bisa memberikan komentar-komentar pendek terhadap tabel dan/atau gambar yang ditampilkan. Komentar wajib diberikan jika ada hasil yang sangat mengejutkan. Tabel dan gambar diberi nomor secara konsisten. Sebenarnya tidak untuk bagian ini saja, bagian yang lain juga butuh konsistensi.

7.  DISKUSI

Dalam diskusi harus menginterpretasi hasil yang diperoleh. Di mana posisi hasil penelitian kita dari yang telah dipublikasi sebelumnya? Apakah mendukung? Kalau tidak mendukung, kenapa? (Apakah data yang digunakan cukup kuat?) Apakah








penelitian kita menghasilkan sesuatu yang baru (novel)? Apakah diperoleh unexpected results? Keterbatasan sampel, keunikan sampel, umur subyek, dan lain-lain harus juga dikomentari dan didiskusikan. Pada bagian akhir, kita perlu menyebutkan saran-saran penelitian yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

8.  KESIMPULAN

Kesimpulan harus sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada kasus tertentu, kesimpulan adalah bagian dari diskusi.

9.  UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih harus ditulis untuk mereka (secara individu, organisasi, dan institusi) yang telah membantu terlaksananya penelitian dan penulisan sampai selesai. Bantuan tersebut dapat berupa pengumpulan sumber data, daftar pustaka, meminjam alat/bahan, sumbang saran/nasehat, dan lain-lain. Jika penelitian didanai, sebagian atau seluruhnya, oleh sumber pendanaan tertentu, maka perlu dicantumkan lengkap identitas proyek pendanaan tersebut (nama, no., dan tahun).

10. DAFTAR PUSTAKA

Sumber pustaka sebaiknya bukan buku teks tetapi artikel-artikel ilmiah yang relevan dan terbaru. Aturan penulisan daftar pustaka sangat bervariasi. Jurnal yang terbit berkala kebanyakan menggunakan sistem tertentu, misalnya pustaka disusun tidak alfabetis tapi dengan nomor urut kemunculan di dalam teks (dalam teks sitasi ditulis dengan angka yang sesuai dengan nomor urut pengarang di daftar pustaka). Sistem ini boleh jadi untuk menghemat ruang. Jadi, kita harus merujuk pada aturan format jurnal yang bersangkutan. Meskipun demikian, ada beberapa format penulisan daftar pustaka yang umum digunakan. Diantaranya adalah:

Sumber Pustaka
Aturan penulisan
Buku
Amstrong, Karen. 1994. A History of God. Ballantine Books,

New York
Jurnal
Small, J.Kenneth. 1997. The giving of hostages. Politics and

the Lif Sciences. 16(1): 77-85
Makalah
Indriati, E. 1999. Molar Patters on Javanese People. Makalah

dipresentasikan pada the International Conference on

Palaentology, October 14-16, Beijing.
Buku yang diedit
Priyandoko, D. 2003. Pembuatan radioisotop. Dalam Dasar-

Dasar Radiobiologi. Eds. T. Hidayat. Pp. 37-46. Penerbit UPI,

Bandung

Perlu dicatat bahwa aturan penulisan daftar pustaka harus konsisten.

Sejauh ini terdapat tiga sistem dalam penyusunan daftar pustaka, yaitu:

a.    Sistem Harvard: pengarang-(tahun)-judul-jurnal dan vol./no.-halaman-(penerbit-kota jika buku)
b.    Sistem Vancouver: pengarang-judul-jurnal-tahun-vol./no.-halaman-(penerbit-kota jika buku)
c.    Sistem alfabetik: pengarang-judul-jurnal-vol./no.-halaman-tahun-(penerbit-kota jika








buku)

Sharing Experience (10 kiat sukses menulis artikel ilmiah)

Terlepas dari pemahaman tentang metodologi yang telah dijelaskan secara ringkas di atas, terdapat 10 kiat sukses yang patut pula diperhatikan dalam membuat artikel ilmiah. 10 kiat tersebut adalah bahwa artikel ilmiah itu harus:
1.  Menarik
Artinya bahwa masalah yang kita teliti memiliki unsur-unsur kekinian, aktual, up to date, menggunakan metode penelitian yang mutakhir.
2.  Fokus
Tidak sedikit para reviewer menerima draft artikel ilmiah yang tidak fokus kepada topik yang ingin diteliti. Misalnya latar belakang dan tujuan tidak jelas, serta adanya kesenjangan tujuan dengan metodologi penelitian yang digunakan.

3.  Bahasa
Sebisa mungkin kita gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku. Tulisan yang efektif harus mengandung unsur-unsur: singkat, jelas, tepat, aliran logika lancar, serta koheren.
4.  Runut dan terstruktur
Artinya bahwa adanya keharmonisan dan kesinambungan antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya.
5.  Bukan plagiat
Artikel yang kita tulis hendaknya memiliki tingkat orisinilitas yang tinggi.
6.  Muatan lokal
Kebanyakan jurnal ilmiah, terutama jurnal internasional, akan mempertimbangkan dengan lebih seksama untuk menerima draft artikel yang di dalamnya memuat muatan lokal. Mereka yakin bahwa tulisan tersebut akan banyak dibaca orang, karena mengandung informasi atau materi yang khas yang hanya mudah diperoleh di daerah tertentu, tidak di daerah lain.
7.  Hindari pengulangan
Artinya bahwa pengulangan menyebabkan ketidakjelasan isi tulisan, membuat bingung reviewer dan pembaca.
8.  Definisi singkatan/istilah
Jika dalam tulisan kita ada singkatan/istilah, hendaknya diberikan definisinya di awal kemunculannya. Setelah itu singkatan/istilah bisa kita gunakan kembali untuk efisiensi.

9.  Konsisten
Hal ini telah disinggung di awal bahwa konsistensi sangat penting dalam penulisan artikel ilmiah.
10. Ikuti “INSTRUCTION TO THE AUTHOR”
Yang terakhir, kalau mau sukses ikutilah petunjuk sistematika penulisan yang tertulis di setiap jurnal atau majalah ilmiah. Biasanya yang berbeda adalah aturan penulisan daftar pustaka.











Bahan Bacaan



Day, Robert A. 1998. How to Write and Publish a Scientific Paper. 3rd Edition. Cambridge University Press, Cambridge



Giltrow, J. 1995. Academic Writing: Writing and Reading Across the Disciplines. Broadview Press, Canada

Indriati, E. 2003. Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta



Kane, Thomas S. 1988. The New Oxford Guide to Writing. Oxford University Press, New York




ditulis oleh : Dr. Topik Hidayat

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014 Dunia Naeta All Right Reserved