Kuantitas dan Kualitas Aborsi di Kalangan Remaja




Sepanjang perjalanan dari   rumah menuju kampus , saya memperhatikan ada dua sejoli yang masih SMP kenapa saya tahu? karena jelas mereka masih menggunakan seragam sekolah mereka. di sepanjang perjalanan mereka bercanda dan perempuannya itu memeluk pecarnya dengan erat, dan kulihat dari ekspresi wajahnya tak ada perasaan malu sedikitpun. 

bila di ingat waktu saya SMP dulu, jangankan seperti itu bertatap matapun rasanya malu sekali. apalagi sampai pulang bareng dengan mesra seperti itu.

kota saya bukanlah kota metropolitan yang bernuansa ke barat-baratan , namun kenapa sampai bisa seperti ini para remajanya. selain itu bila di bandingkan dengan tingkat aborsi yang katanya sampai 60% remaja indonesia telah melakukannya memang ada benarnya juga.

setelah melihat kejadian itu saya jadi berfikir, mungkin survei itu memang benar adanya dan tidak heran angkanya sampai melambung tinggi karena sesuai dengan keadaan lapangan, mengingat yang saya lihat hanya di kota kecil bagaimana jika di kota besar? mungkin jika saya ambil kesimpulan , tingkat kualitas psikologis remaja yang menurun berbanding terbalik dengan jumlah aborsi.

Melihat dari potensi perkembanganbaborsi ada beberapa faktor  yang mempengaruhinya 
  1. Para ahli gizi menyatakan hal ini terjadi akibat perbaikan gizi yang cepat di kalangan rmaja, membuat beberapa hormon mereka tumbuh dengan cepat
  2. Para psikolog berkata, ini akibat pergaulan yang bebas, dan tidak terkontrol, selain itu ada beberapa faktor yang membuat pikiran anak remaja ini menjadi kacau ( baik dari segi ekonomi, dan keadaan situasi keluarga yang tidak mendukung, atau biasa di sebut broken heart)
  3. Para ahli IT berpendapat , bahwa hal ini terjadi akibat kurangnya pengawasan dari orang tua akan penggunaan fasilitas komunikasi. karena munculnya hubungan dan kearaban mereka tidak terlepas dai peran komunikasi dan penggunaan IT yang menyimpang.
  4. Para pemuka agama menyatakan , hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang agama.
  5. Faktor hiburan , ini merupakan faktor yang cukup besar perannnya, karena bisa kita lihat sendiri hiburang yang di tayangkan di televisi selalu menjurus terhadap percintaan yang menstimulasi pikiran remaja untuk menjalani hidup layaknya apa yang mereka lihat.
Jika kita bertanya siapa yang harus bertanggung jawab? maka jawabannya adalah kita semua, jika bukan kita siapa lagi? tolong selamatkan bangsa kita, masih ada sedikit harapan yang harus kita bina. negara ini bisa  maju sepeti negara lain hanya saja kita masih bingung dalam implementasinya.

apa salahnya saling mengingatkan, mulailah dari orang yang terdekat. ingatkan jika kalian peduli.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014 Dunia Naeta All Right Reserved